Minggu, 29 Mei 2011

Mark Zuckerberg, The Facebook Maker


Facebook yang diluncurkan 4 Februari 2004 ini merupakan situs perteman paling popular saat ini yang sudah mulai menggunakan 57 bahasa di dunia dan mencatat 175 juta lebih pengguna aktif. Siapa yah orang yang beruntung mendapatkan ide seperti ini hingga mendapatkan $1.5 milyar lebih, wouw !! melebihi kekayaan yang dimiliki oleh Oprah Winfrey, Bintang Talk Show Amerika yang pernah dikabarkan menjadi Wanita Terkaya pada majalah bisnis Forbes. Ada yang berargumen kalau ia menginvestasikan $240 juta dollar saat Microsoft membeli 1.6% saham Facebook pada tahun 2007. Huft, siapa sih pencipta Facebook tersebut? He is Mark Zuckerberg, lelaki muda kelahiran New York, 14 mei 1984 yang besar dalam keluarga normal di Dobbs Ferry.
Gimana yah awalnya, sampai ia bisa sukses seperti sekarang? Saat duduk di SMA Phillip Exeter Academy, ia membuat program komunikasi antar karyawan kantor ayahnya yang membuka praktek dokter gigi. Setelah itu, dia menciptakan program pemutar musik (music player) Synapse. Gagasan tersebut membuat dua perusahaan besar Microsoft dan AOL berebut ingin merekrut Mark sebagai pegawai. Tapi keduanya ditolak mentah-mentah karena ingin kuliah. Tahun 2003, dia menciptakan Coursematch, situs yang membiarkan mahasiswa memilih kelas berisi teman- teman yang diinginkan. Lalu terciptalah ide jaringan sosial Facemash.com. Sebenarnya ia sengaja menciptakan situs ini sebagai bentuk protes situs resmi Harvard yang tidak mencantumkan direktori khusus untuk foto mahasiswa. Menurutnya justru dengan adanya foto dan data diri, seluruh mahasiswa bisa mengenal satu sama lain. Tk enaknya, Harvard minta situs ini ditutup. Mark diharuskan menghadap Departemen Pelayanan Jaringan Harvard dan membayar denda.Karena dianggap membobol keamanan situs resmi universitas. Tapi dia tidak patah semangat, tahun 2004 dia membuat program “The Rome of august ” untuk membantu belajar ujian akhir untuk mata kuliah sejarah. Dari program tersebut, setiap mahasiswa dapat mengirim informasi dan komentar satu sama lain. Program tersebut membuat ia dan kawan sekelasnya mendapatkan nilai A, nilai terbaik sepanjang sejarah Harvard untuk mata kuliah sejarah. Kejeniusan Mark melesat seperti roket dia meluncurkan Facebook dari kamar asramanya di Harvard, dalam waktu yang relative singkat, dua pertiga mahasiswa Harvard aktif di Facebook. Kemudian, banyak permintaan dari kampus dan sekolah lain untuk bergabung. Puncaknya, empat bulan kemudian Facebook beranggotakan lebih dari 45 kampus dan sekolah di Amerika.
Sebenarnya ide original Facebook sudah terpikirkan dalam benaknya ketika di SMA. Philips Exeter academy, tempat Mark sekolah memiliki buku tradisi bernama “The Exeter Facebook”. Dalam buku inilah setiap siswa dan komunitas sekolah mengisi biodata mereka secara bergilir satu sama lain. Dari situ, Mark membawa ide Facebook ke internet.
Berdasarkan niat, dia menggandeng Dustin Moskovitz dan Crish Hughes teman sekamarnya untuk mengembangkan Facebook. Lalu dia membuat keputusan terbesar dalam hidupnya, berhenti kuliah. Mark yang pengangguran pindah ke Palo Alto California. Berkat kegigihannya, pendiri Paypal, Peter Thiel, dan pendiri Napster, Sean Parker memberikan investasi pertamanya. Finally, Agustus 2005 perusahaan Facebook resmi didirikan. Sayangnya, Mark mengembangkan perusahaannya sendirian, tidak lagi bersama timnya.

By : Veyy Reddish
Source :http://pamekasan.blog.com/2011/04/17/si-pembuat-facebook-mark-zuckerberg-pemuda-terkaya-di-dunia/#more-210
read more

Jumat, 20 Mei 2011

Dinas Pendidikan Lamongan Dinilai Tak Serius, Banyak Sekolah Tanpa kasek

LAMONGAN (wartamerdeka.com) - Dinas pendidikan kabupaten Lamongan dinilai kurang serius membangun dan meningkatkan mutu pendidikan menyusul banyaknya lembaga pendidikan SMP/SMA/SMK yang hingga kini masih kosong kepala sekolahnya. Selain itu, sekolah RSBI juga tak ada kasek definitif, hanya dijabat kasek Plt. Informasi yang diperoleh wartamerdeka.com mengatakan, sudah hampir dua tahun lowongan penambahan calon kepala sekolah (cakep) dibuka, tes sudah dilakukan, diklat juga telah dilalui, namun selama itu pula para cakep masih menunggu kapan mendapat SK penempatan. Padahal, tak sedikit sekolah yang sudah lama tak ada kaseknya, seperti antara lain, SMPN Kembangbahu, SMPN Turi, SMPN Kedungpring dan SMPN 3 Lamongan. Kemudian, SMKN 2 Lamongan, SMAN Karangbinangun, SMAN Kembangbahu dan SMAN Babat. Diantara lembaga-lembaga pendidikan tersebut ada yang hampir dua tahun tak memiliki kasek definitif. Padahal, sekolah-sekolah tersebut berstatus SSN dan RSBI, seperti SMPN 1 Lamongan.

“Itu satu indikator, dinas pendidikan tak serius menggarap pendidikan di Lamongan, sekolah dijabat kasek Plt, itu biasa dan pasti ada, tapi kalau rame-rame dijabat Plt, dan hingga tahunan, apalagi ada sekolah yang berstatus RSBI, wah luar biasa!, lalu akan dikemanakan 32 cakep SMP, dan sejumlah Cakep SMA/SMK lainnya?,” keluh salah seorang peduli pendidikan di Lamongan.

Mungkin indikator inipula, termasuk diantaranya yang menggugah nurani anggota dewan dari PDIP, Saim, yang saat itu mengatakan agar SK perpanjangan kadiknas Lamongan dipercepat, seperti yang pernah ditulis Koran online ini. Ironisnya, sejumlah Cakep ambil posisi tutup mulut, mereka tak mau berkomentar soal SK penempatan dirinya, walau sudah di diklat dan siap menjadi kasek.

“Wah, kalau soal kapan di beri SK penempatan, saya tidak berani berkomentar mas,” kata salah seorang cakep SMPN. Hal senada juga diutarakan Cakep dari SMA dan SMK. “Saya ambil posisi diam dan menunggu saja, mas, kapan-kapan terserah, yang penting saya sudah siap dan benar-benar siap,” kata seorang Cakep SMA.

Sayangnya, hingga berita ini ditulis Kadiknas Lamongan, Mustofa Nur melalui HP nya belum berhasil dikonfirmasi. (Mas)

Sumber : http://wartamerdeka.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1125:dinas-pendidikan-lamongan-dinilai-tak-serius-banyak-sekolah-tanpa-kasek-&catid=88:pendidikan&Itemid=462
read more

RSBI vs REGULER ?????

RSBI ??? Pastinya tidak asing kita mendengar sebutan rintisan bertaraf international pada label-label sekolah di lamongan, mulai dari SD sampai SMA. Kata "International" identik dengan dunia luar yang menuntut para generasi muda untuk dapat bersaing dengan siswa siswi di negara lain secara international. Sekilas, para pemula yang belum mengerti apa itu RSBI, kebanyakan berfikir kalau proses pembelajaran yang diberlakukan akan seperti sekolah-sekolah maju di luar negeri yang menggunakan bahasa inggris pada kesehariannya, standar kompetensinya pun setara dengan Cambridge, soal fasilitas dan biaya? tidak diragukan, pastilah berbeda dengan kelas reguler.
Namun kenyataannya, seiring dengan persaingan dalam dunia pembelajaran di Lamongan, masing - masing sekolah pun tak ingin diam di tempat dalam mengembangkan fasilitas dan pelayanan mereka yang membuat kelas reguler pun seperti sama halnya dengan RSBI. Toh, RSBI yang ada di Lamongan juga tidak menggunakan bahasa International, begitu pula dengan standar pembelajaran yang seharusnya diambil dari Combination of National and International. So, what's the differences of RSBI and REGULER ?????????

By : Khumairo' Alfi Karomah and Niswatur Rosidah
read more

Kinerja Dinas Pendidikan Lamongan Mengecewakan


Ketua komisi D DPRD Lamongan, Sulaiman

LAMONGAN (wartamerdeka.com) - Setelah ramai rumor percepatan perpanjangan SK kepala Dinas Pendidikan Lamongan agar dipercepat pada tahun ini, kini sorotan kembali digulirkan oleh sejumlah kalangan menyusul kinerja dinas pendidikan kota Soto tersebut dinilai mengecewakan. Terakhir sorotan miring tersebut seputar puluhan cakep yang hingga kini belum mendapat SK penempatan, meski banyak sekolah yang tak memiliki kasek. Dan soal pungutan Rp 100 ribu terkait sosialisasi sertifikasi.



Ketua komisi D DPRD Lamongan, Sulaiman dihubungi wartamerdeka.com, mengaku tak merinci secara detail soal kinerja dinas pendidikan, namun pihaknya menilai secara umum kinerja diknas Lamongan sangat mengecewakan.

“Saya tidak mau mengatakan soal percepatan SK Perpanjangan atau yang lainnya, namun secara umum saya sangat kecewa dengan kinerja dinas pendidikan,: katanya

Menurut Sulaiman, soal pungutan sertifikasi, pihaknya telah meminta klarifikasi ke diknas, diperoleh informasi kalau pungutan tersebut bukan senilai Rp.100ribu/orang, melainkan hanya Rp.50ribu.

“Kalau soal pungutan, sebenarnya hanya Rp.50ribu, bukan Rp.100ribu, ini setelah diknas dimintai klarifikasi,” tambah dia.

Informasi yang diterima wartamerdeka.com mengatakan sebenarnya kinerja diknas yang mengecewakan tersebut, sudah cukup lama berjalan, hanya saja tak banyak orang yang berani mengatakan hal tersebut. “Lho, benar, benar sekali apa yang dikatakan Mas sulaiman, soal kinerja diknas mengecewakan. Kalau menurut saya, tak sekadar mengecewakan, tapi sudah perlu mendapat rapor merah,” ujar salah seorang PNS di jajaran pendidikan yang tak mau disebut namanya.

Sebagai wakil rakyat, Sulaiman harus mengedepankan profesionalitas dewan. Dia mengaku secara pribadi hubungannya dengan kadiknas Mustofa Nur sangat baik, namun ketika ditanya wartawan, dia mengatakan hal yang sebenarnya. “Itulah mengapa saya katakana mengecewakan, sebab dari berbagai informasi media dan kami menilai di jajaran kami, kenyataannya seperti itu,” tambah pria mantan aktifis PII Lamongan ini.(Mas)

Sumber :http://wartamerdeka.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1166:kinerja-dinas-pendidikan-lamongan-mengecewakan-&catid=88:pendidikan&Itemid=462
read more

SLB bukan yang terburuk

Memiliki anak normal dan cerdas merupakan dambaan semua orang tua. Namun, apa daya bila yang terjadi tidak seperti yang diinginkan. Kebanyakan para orang tua malu menyekolahkan anaknya yang memiliki kekurangan fisik maupun mental seperti anak autis padahal sekolah yang seperti itulah yang mereka perlukan. Lantas bagaimana dengan minimnya perhatian Pemerintah terhadap Sekolah Luar Biasa yang sangat diperlukan bagi anak-anak cacat seperti mereka.
Orang beranggapan bahwa cacat adalah sebuah kekurangan yang mungkin akan membuat mereka sulit atau bahkan tidak mampu melakukan apapun, tetapi justru merekalah yang mempunyai tekat dan semangat yang kuat dalam menjalani kehidupan. Banyak diantara mereka memiliki prestasi tak kalah jauh dari mereka-mereka yang memiliki fisik normal. Namun, kita sebagai Hamba Allah kurang bersyukur untuk menerima semua pemberian terbaik dari-Nya yang seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

By : Veyy Roma
read more
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants for single moms

ShoutMix chat widget